TBC pada Anak !

Rabu, 22 Oktober 2014

        Tuberculosis atau biasa disingkat TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri bernama Mycobacterium tuberculosae. Bakteri ini akan menginfeksi organ pernafasan, terutama paru-paru. Namun TBC juga tidak hanya menginfeksi organ dan saluran pernafasan saja. Kulit dan selaput otak atau myelin juga dapat terinfeksi oleh bakteri ini. Tuberculosis menyerang manusia tanpa memandang jenis kelamin ataupun usia. Mulai dari bayi sampai manusia lanjut usia rentan terkena penyakit ini. Adapun tanda-tanda TBC pada anak tidak sulit dikenali. Untuk itu mari kita kenali gejala TBC pada anak.

          Gejala paling umum yang pasti muncul adalah demam. Timbulnya demam merupakan pertanda masa inkubasi dari basil penyebab TBC Demam yang timbul pada umumnya tidak terlalu tinggi sehingga terkadang dikira hanya demam influenza biasa. Gejala lain yang mungkin timbul adalah berkurangnya nafsu makan anak. Bahkan pada beberapa kasus anak tidak mau makan sama sekali. Anak juga mengalami penurunan berat badan secara drastis. Gangguan pada gizi terjadi hampir di semua kasus TBC anak. Hal tersebut berhubungan erat dengan rendahnya selera makan anak.


         Sebagai orang tua, harus sigap kenali gejala TBC. Pada anak ini karena tidak sedikit orang tua yang sekedar mengira anaknya tidak mempunyai nafsu makan dan tidak mencari tahu penyebabnya. Kondisi lain adalah gejala tubuh anak yang lemas tidak memiliki daya atau kekuatan, nampak selalu kelelahan dan tidak bergairah, lambat di dalam beraktivitas serta terkesan menutup diri.

       Gejala yang cukup khas untuk dikenali pada kasus TBC anak adalah adanya batu kronis dan berulang. Batuk dengan durasi lama ini tidak mengeluarkan dahak dan merupakan gejala serangan asma. Selanjutnya terjadi diare yang berulang pada anak juga menjadi salah satu pertanda bahwa anak terkena TBC.

       Namun untuk lebih memastikan apakah benar anak terkena TBC atau penyakit lain adalah dengan melakukan tes laboratorium. Akan tetapi tetap harus kenali gejala TBC pada anak untuk dapat dilakukan antisipasi berikut penanganan secara tepat terhadap penyakit yang diderita oleh anak. Dan yang paling utama jangan lupa untuk melakukan imunisasi BCG yang merupakan salah satu upaya mencegah infeksi bakteri tuberculosis.

Kanker serviks

Senin, 20 Oktober 2014


Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Berdasarkan data yang ada, dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai sepertiga nya. Dan dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita dunia.

Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim.

Penyebab kanker serviks 
 
Human papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Sedangkan penyebab banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu, penggunaan wc umum yang sudah terkena virus HPV, dapat menjangkit seseorang yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik.
kanker serviksSelain itu, kebiasaan hidup yang kurang baik juga bisa menyebabkan terjangkitnya kanker serviks ini. Seperti kebiasaan merokok, kurangnya asupan vitamin terutama vitamin c dan vitamin e serta kurangnya asupan asam folat. Kebiasaan buruk lainnya yang dapat menyebabkan kanker serviks adalah seringnya melakukan hubungan intim dengan berganti pasangan, melakukan hubungan intim dengan pria yang sering berganti pasangan dan melakukan hubungan intim pada usia dini (melakukan hubungan intim pada usia <16 tahun bahkan dapat meningkatkan resiko 2x terkena kanker serviks). Faktor lain penyebab kanker serviks adalah adanya keturunan kanker, penggunaan pil KB dalam jangka waktu yang sangat lama, terlalu sering melahirkan.

Ciri - ciri wanita menderita kanker serviks

Kanker serviks membutuhkan proses yang sangat panjang yaitu antara 10 hingga 20 tahun untuk menjadi sebuah penyakit kanker yang pada mulanya dari sebuah infeksi. Oleh karena itu, saat tahap awal perkembangannya akan sulit untuk di deteksi. Oleh karena itu di sarankan para perempuan untuk melakukan test pap smear setidaknya 2 tahun sekali, melakukan test IVA (inspeksi visual dengan asam asetat, dll. Meskipun sulit untuk di deteksi, namun ciri-ciri berikut bisa menjadi petunjuk terhadap perempuan apakah dirinya mengidap gejala kanker serviks atau tidak:
  1. Saat berhubungan intim selaku merasakan sakit, bahkan sering diikuti pleh adanya perdarahan.
  2. Mengalami keputihan yang tidak normal disertai dengan perdarahan dan jumlahnya berlebih
  3. Sering merasakan sakit pada daerah pinggul
  4. Mengalami sakit saat buang air kecil
  5. Pada saat menstruasi, darah yang keluar dalam jumlah banyak dan berlebih
  6. Saat perempuan mengalami stadium lanjut akan mengalami rasa sakit pada bagian paha atau salah satu paha mengalami bengkak, nafsu makan menjadi sangat berkurang, berat badan tidak stabil, susah untuk buang air kecil, mengalami perdarahan spontan.

dikutip dari : bidanku.com/kanker-serviks-ciri-ciri-penyebab-dan-pencegahan-kanker-serviks

Nutrisi Ibu Hamil

Menu makanan yang sehat dan tepat akan membantu pertumbuhan dan perkembangan janin anda, sehingga perlu diketahui nutrisi apa saja yang dibutuhkan oleh seorang ibu hamil. Prinsipnya mudah, makanlah cukup buah2an, sayur, karbohidrat dan protein.
Dibawah ini adalah daftar nutrien yang dibutuhkan oleh ibu hamil, antara lain:
- Asam folat

Folat adalah vitamin B yang dibutuhkan untuk mencegah kejadian kecacatan pada saraf janin, yaitu kegagalan penutupan tabung saraf neural, kelainan berat pada otak dan tulang belakang janin. Selain itu, kekurangan asam folat juga bisa berakibat berat bayi lahir rendah dan persalinan prematur. Saat ini sudah banyak suplemen asam folat yang beredar di pasaran, yang seringkali diresepkan oleh dokter anda sebagai tambahan nutrisi selama ibu hamil. Folat sendiri juga bisa didapat dari makanan-makanan seperti sayuran hijau (bayam, kubis, kol dll), buah-buahan (jeruk, melon, strawberi, lemon, dll), kacang2an dan makanan berbahan dasar gandum (roti, oatmeal dll)

- Kalsium dan Vitamin D

Kalsium dan Vitamin D penting dikonsumsi ibu hamil untuk pertumbuhan dan kekuatan tulang dan gigi. Selain itu, kalsium juga penting berperan dalam pengaturan sistem saraf, otot dan darah. Hal yang sering terjadi pada ibu hamil yang kekurangan kalsium adalah rasa pegal, kesemutan dan kaku. Vitamin D penting untuk mengatur jumlah kalsium dan fosfat dalam tubuh, sehingga dapat membantu memperkuat tulang dan gigi yang sehat. Kalsium bisa didapat dari semua produk susu dan turunannya seperti keju atau yogurt, bisa juga terdapat dari telur dan ikan salmon. Vitamin D bisa didapat dari telur, ikan salmon dan tuna, dan mentega. Saat ini suplemen kalsium dan vitamin D biasanya sudah ada didalam multivitamin ibu hamil


- Zat Besi

Zat besi penting untuk mencegah anemia/ kurang darah dengan cara meningkatkan jumlah / volume sel darah anda. JIka mengalami anemia, maka anda akan mudah lelah dan sering pusing. Pada kondisi anemia, aliran jumlah darah yang diperlukan untuk anda dan janin akan berkurang, yang akan berakibat kurangnya aliran nutrisi ke janin. Zat besi bisa didapatkan dari daging2an, kacang2an, dan sayuran hijau.

Makalah Rontgen

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Seiring dengan perkembangsn zaman, manusia atau ahli medis menggunakan teknologi untuk membantu pengobatan. Di sisi lain keamanan tehnologi tersebut terhadap mahkluk hidup juga harus diperhatikan agar tidak malah memperburuk keadaan pasien.
Salah- satu teknologi yang dhikembangkan dikalangan ahli medis untuk mengobati pasienya adalah Sinar X. Ahli medis menggunakan Sinar X untuk memotret kedudukan tulang atau organ dalam tubuh manusia.
Sinar-X mempunyai daya tembus yang cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya. Dengan demikian sinar-X dapat dimanfaatkan sebagai alat diagnosis dan terapi di bidang kedokteran . Perangkat sinar-X untuk diagnosis disebut dengan photo Rontgen sedangkan yang untuk terapi disebut Linec (Linier Accelerator). Dengan perkembangan teknologi maka photo Rontgen dapat di tingkatkan fungsinya lebih luas yaitu melalui alat baru yang disebut dengan CT. Scan (Computed Tomography Scan). Adanya peralatan peralatan yang menggunakan sinar-X maka akan membantu dalam mendiagnosis dan pengobatan (terapi) suatu penyakit, sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
Tetapi apakah penggunaan Sinar X itu tidak berbahaya bagi manusia. Padahal daya tembus Sinar X cukup besar, apakah jaringan tubuh manusia aman kalau terkena paparan sinar-x terlalu lama. Dan sinar X juga merupakan salah satu gelombang elektromaknetik yang dimana radiasi dari gelombang elektromaknetik bisa membahayakan kesehatan manusia.

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1    Apa definisi dari rontgen ?

1.2.2    Apa tujuan dari rontgen ?

1.2.3    Apa saja indikasi foto rontgen ?

1.2.4    Apa saja ragam persiapan rontgen ?


1.2.5    Apa saja batas paparan radiasi pada rontgen ?

1.2.6    Bagaimana cara kerja rontgen ?

1.2.7    Apa kelebihan dan kekurangan dari rontgen ?

1.3 Tujuan

1.3.1    Agar mahasiswa memahami definisi rontgen.

1.3.2    Agar mahasiswa memahami tujuan rontgen.

1.3.3    Agar mahasiswa memahami indikasi foto rontgen.

1.3.4    Agar mahasiswa memahami ragam persiapan rontgen.

1.3.5    Agar mahasiswa memahami batas paparan radiasi pada rontgen.

1.3.6    Agar mahasiswa memahami cara kerja rontgen.

1.3.7    Agar mahasiswa memahami kelebihan dan kekurangan rontgen.



BAB II
KAJIAN TEORI
         
2.1 Definisi
            Foto rontgen adalah alat yang menggunakan sinar sebagai cara untuk mampu menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam tubuh.
Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga sudah bisa diproses secara digital tanpa film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan dikirim ke berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e-mail.

2.2 Tujuan
1. Mendapatkan gambaran dan mengetahui kelainan anatomis tubuh.
2. Dapat mempertanggung jawabkan dalam memberikan perawatan.
3 Membantu menegakkan diagnosa.

 2.3 Indikasi
Sinar X yang digunakan untuk foto rontgen merupakan sinar yang dapat menyebarkan radiasi. Meski demikian, manfaat yang didapat dari teknologi ini lebih banyak ketimbang risikonya jika dilakukan dengan benar. Itulah mengapa, bila dianggap perlu bayi yang baru lahir pun bisa menjalani tindakan ini untuk menegakkan diagnosis ada tidaknya kelainan dalam tubuhnya. Tindakan ini dilakukan semata-mata untuk memudahkan penatalaksaan selanjutnya. Akan tetapi harus diingat bahwa permintaan foto rontgen harus berasal dari dokter yang menanganinya, apakah ada indikasi, selain telah mempertimbangkan masak-masak manfaat dan kerugiannya.
Contoh indikasi yang menjadi pertimbangan adalah:
1.      Sesak napas pada bayi. Untuk memastikan ada tidaknya kelainan di toraksnya (rongga dada), dokter membutuhkan foto rontgen agar penanganannya tepat. Karena ada begitu banyak penyakit yang memunculkan gejala sesak napas namun membutuhkan

penanganan yang jelas-jelas berbeda. hasil foto rontgen dapat membantu dokter menegakkan diagnosis.
2.      Bayi muntah hijau terus-menerus. Bila dokter mencurigai muntahnya disebabkan sumbatan di saluran cerna, maka pengambilan foto rontgen pun akan dilakukan. Pertimbangan dokter untuk melakukan tindakan ini tidak semata-mata berdasarkan usia, melainkan lebih pada risk and benefit alias risiko dan manfaatnya.
3.      Deteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya . Bagi balita sampai kalangan dewasa, foto rontgen lazimnya dimanfaatkan untuk mendeteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya.

2.4 Ragam persiapan Rontgen

Persiapan sebelum pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen dapat dibedakan sebagai berikut:
1.    Radiografi konvensional tanpa persiapan
Maksudnya, saat anak datang bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang atau toraks.
2.   Radiografi konvensional dengan persiapan
Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di antaranya untuk foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, anak diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap. Dengan begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas memperlihatkan kelainan yang dideritanya.
3.   Pemeriksaan dengan kontras
Sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara diminum, atau dimasukkan lewat anus, atau disuntikkan ke pembuluh vena. Alat rontgen yang digunakan untuk pemeriksaan selanjutnya adalah fluoroskopi. Pemeriksaan dilakukan jika usus atau lambung anak dicurigai terputar. Untuk anak yang dicurigai menderita Hirschsprung (penyempitan di usus besar yang disebabkan bagian usus tidak memiliki persarafan pada dindingnya), kontras dimasukkan lewat anus. Sedangkan untuk anak yang mengalami kelainan ginjal atau saluran kemih, kontras dimasukkan lewat pembuluh vena atau kandung kemih.
Setelah dilakukan tindakan ini, bukan tidak mungkin akan muncul reaksi alergi pada beberapa anak. Indikasinya adalah gatal, kemerahan, muntah, tekanan darah turun hingga sesak napas.

Oleh karena itu, alat/obat-obat untuk menangani kondisi ini harus tersedia di ruang pemeriksaan yang merupakan bagian dari prosedur standar pelaksanaan rontgen menggunakan kontras.
Untuk mencegah paparan radiasi, ada perlengkapan khusus yang digunakan selama proses berlangsung. Misalnya organ vital anak akan ditutup selama pelaksanaan foto rontgen, atau orang tua yang "memegangi" anaknya diharuskan memakai pelindung khusus yang dise           but shielding atau apron. Jatuhnya sinar ke tubuh anak pun harus melewati piranti khusus guna meminimalisir kemungkinan bahaya radiasi. Intinya, persiapan matang sudah dipikirkan untuk memprioritaskan keamanan pasien.

2.5 Paparan Radiasi Rontgen

Banyak orang tua yang menanyakan kala anaknya sakit ringan, seperti batuk-pilek, bolehkah dirontgen untuk pemeriksaan yang lain. Pada prinsipnya tidak masalah sepanjang manfaat yang didapat dengan tindakan tersebut lebih besar. Dokterlah yang akan memutuskan dengan berbagai pertimbangan, apakah foto rontgen harus dilakukan atau tidak. Jika anak mengalami batuk kronik disamping flu, dokter dapat meminta pemeriksaan dengan foto rontgen.
Namun ada kondisi tertentu yang menyebabkan anak tidak bisa dirontgen. Di antaranya anak yang sedang sakit berat. Namun dengan kemajuan teknologi, di banyak rumah sakit sudah ada alat rontgen yang mobile. Sehingga alat rontgenlah yang akan mendekat atau menjauh tanpa pasien harus berpindah tempat. Selain itu, tak masalah juga bila anak memang memerlukan pemeriksaan rontgen berulang. Contohnya pada anak yang dicurigai TBC paru sehingga perlu rontgen ulang sebagai bahan evaluasi setelah menja-lani pengobatan selama 6 bulan. Selain jangka waktunya cukup lama, dosis yang digunakan pun sudah dipertimbangkan seminimal mungkin sejauh masih bisa diperoleh gambar yang jelas. Mengenai dosis minimal yang diperbolehkan tentu sudah ada aturan bakunya, tergantung pada organ tubuh anak, terma-suk berat badannya. Selama dosis yang digunakan tepat, kalaupun ada sel-sel yang terkena radiasi sinar X ini biasanya akan segera pulih kembali.
Jadi, batasannya bukan pada berapa kali dalam setahun atau berapa banyak dalam kurun waktu tertentu anak boleh dirontgen, melainkan seberapa penting dan mendesak tindakan tersebut harus dilakukan. Itulah mengapa pada kondisi tertentu dimana diagnosis hanya bisa ditegakkan berdasarkan hasil rontgen, meskipun harus diulang dalam jangka waktu relatif berdekatan, dokter akan tetap merekomendasikannya untuk kepentingan anak.


2.6 Batas Paparan Radiasi
Pada prinsipnya, sinar X menyebarkan radiasi yang bisa menyebabkan ionisasi sel. Dalam jangka panjang, paparan radiasi ini bisa memicu munculnya kanker.Namun tentu saja ambang dosis yang dibutuhkan untuk memicu kanker tidaklah sedikit. Sejauh ini radiologi yang digunakan untuk pasien masih dalam batas aman.
Sedangkan pekerja di lingkungan radiologi dibekali indikator khusus untuk mendeteksi seberapa besar paparan radiasi yang sudah diterimanya. Seiring dengan kemajuan teknologi, posisi "penembakan" pun sudah dibuat sedemikian rupa sehingga baik pasien maupun dokter/pekerja radiologi yang melakukan tugasnya seminimal mungkin terpapar radiasi. Demikian juga dengan waktu yang diperlukan selama proses "penembakan" dibuat semakin singkat.

2.7 Cara Kerja Foto Rontgen

Foto rontgen di gunakan oleh para dokter untuk melihat kondisi bagian dalam tubuh pasien. Lewat hasil ronsen inilah dokter bisa mengetahui bagaimana kondisi kesehatan paru-paru, jantung, bagian dalam perut, dan bagian-bagian dalam tubuh pasien yang lain. Dari foto ronsen jugalah kita dapat mengetahui keadaan tulang-tulang. Apakah ada yang patah, bengkok, atau ada ketidak normalan sambungan antar tulang. Tidak seperti foto pada umumnya, foto rontgen menggunakan sinar X sebagai pemantul cahayanya. Namun, tidak seperti cahaya lampu yang dapat bersinar terang, sinar ini tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang. Untuk memotret bagian dalam tubuh, seseorang harus berada di antara tempat penyimpanan film dan tabung yang memancarkan sinar X tersebut.Sinar X ini akan menembus kulit dan bagian tubuh lain kecuali tulang. Bayangan sinar ini kemudian direkam pada film. Setelah film tersebut dicuci, bagian yang tidak dapat ditembus sinar X akan berwarna hitam, sedang bagian yang dapat ditembus oleh sinar X akan berwarna putih. Dari hasil ronsen itulah, seorang dokter ahli penyakit dalam atau dokter tulang dapat menentukan pengobatan yang tepat bagi pasiennya.


2.8 Kelebihan dan Kekurangan
2.8.1 Kelebihan :
Sebagai Alat Diagnosis atau biasa disebut dengan photo Rontgen, Sebagai Alat Terapi (linec). dengan rontgen kita dapat mendeteksi penyakit-penyakit dalam secara mudah.
2.8.2 Kekurangan :
Sifat biasa sinar X bergerak laju dan lurus. Tidak boleh Fokus oleh kanta atau cermin dipesong oleh medan magnet sekitar arah tertuju yang dilaluinya. Sifat khas  menembusi jirim padat.

Kesan pendarcahaya memberikan kesan cahaya kepada sebatian kimia seperti zink sulfida, kalsium tungstat dan barium platinosiamida. Kesan pengion alur sinar X yang melintas melalui gas memindahkan tenaganya kepada molekul-molekul yang akan seterusnya akan berpecah kepada titik yang berkas negatif.

Kesan biologi sinar X bertindak dengan tisu hidup yang berada dalam tubuh, pada sinar X-ray dapat melintasi obyek yang relatif tebal tanpa banyak diserap atau tersebar . Untuk alasan ini sinar-X secara luas digunakan untuk gambar bagian dalam obyek visual buram, jangan berlebihan dalam penggunaan sinar X pada pemeriksaan rontgen.

 
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Foto rontgen adalah alat yang menggunakan sinar sebagai cara untuk mampu menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam tubuh.
Sinar X yang digunakan untuk foto rontgen merupakan sinar yang dapat menyebarkan radiasi. Meski demikian, manfaat yang didapat dari teknologi ini lebih banyak ketimbang risikonya jika dilakukan dengan benar. Itulah mengapa, bila dianggap perlu bayi yang baru lahir pun bisa menjalani tindakan ini untuk menegakkan diagnosis ada tidaknya kelainan dalam tubuhnya. Tindakan ini dilakukan semata-mata untuk memudahkan penatalaksaan selanjutnya.
3.2  Saran
Setelah membaca makalah ini penulis menyarankan kepada masyarakat untuk tidak menjadikan foto rontgen ini sebagai penghalang dalam mendiagnosis suatu penyakit, mengingat masih banyak nya anggapan-anggapan buruk masyarakat terhadap rontgen ini.

 

Daftar Pustaka

Asrarudin. (2013, 05 Juli). Rontgen. Diperoleh 04-02-2014, dari http://asrarudin91.blogspot.com/2013/07/05/rontgen

Bidan Mellystya. (2013, 15 Maret).  Rontgen ronsen. Diperoleh 04-02-2014, dari http://bidanmellystya.blogspot.com/2013/03/15/rontgen-ronsen

Purwaka, Adhy. (2013, 24 Desember). Foto rontgen. Diperoleh 04-02-2014, dari http://adypurwoko.blogspot.com/2013/11/24/rontgen-foto


Makalah Perubahan Fisiologi Dalam Persalinan



             BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dari rahim ibu melalui jalan lahir atau dengan jalan lain, yang kemudian janin dapat hidup di dunia luar. Persalinan normal (WHO) adalah dimulai secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik. Tingginya kasus kematian dan kesakitan ibu di banyak negara berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut dapat dicegah upaya pencegahan yang efektif.
Persalinan yang bersih dan aman merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah terjadinya komplikasi terutama pada perdarahan pascapersalinan, hipotermi, dan asfiksia bayi baru lahir. Persalinan yang bersih dan aman ini sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Hal ini dikarenakan sebagian besar persalinan di Indonesia masih terjadi di tingkat pelayanan kesehatan primer dan penguasaan keterampilan serta pengetahuan petugas kesehatan di fasilitas pelayanan tersebut masih belum memadai.

1.2     Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimana fisiologi uterus dalam persalinan ?
1.2.2        Bagaimana fisiologi cervix dalam persalinan ?
1.2.3        Bagaimana fisiologi sistem kardiovaskular dalam persalinan ?

1.3     Tujuan
1.3.1        Agar mahasiswa dapat mengetahui fisiologi uterus dalam persalinan
1.3.2        Agar mahasiswa dapat mengetahui fisiologi cervix dalam persalinan
1.3.3        Agar mahasiswa dapat mengetahui fisiologi sistem kardiovaskular dalam persalinan

       BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Fisiologi cervix dalam Persalinan

Agar bayi dapat keluar dari rahim, maka perlu terjadi pembukaan dari serviks. Pembukaan serviks ini biasanya didahului oleh pendataran dari serviks.

2.1.1        Pendataran pada cervix

Yang dimaksud dengan pendataran serviks adalah pemendekan dari kanalis servikalis, yang semula berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis. Bagi pemeriksa, pendataran terutama terlihat pada portio yang makin pendek dan akhirnya rata dengan majunya persalinan.
Pendataran dari serviks ini terjadi dari atas ke bawah, mula-mula bagian serviks di daerah ostium internum ditarik ke atas dan menjadi lanjutan dari segmen bawah rahim, sedangkan ostium externum sementara tidak berubah.
Sebetulnya pendataran serviks sudah mulai dalam kehamilan dan serviks yang pendek (lebih dari setengahnya telah merata) merupakan tanda dari serviks yang matang.

2.1.2        Pembukaan dari serviks

Pembukaan serviks ialah pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa milliliter menjadi lubang yang dapat dilalui bayi, kira-kia 10 meter diameternya
Pada pembukaan lengkap tidak teraba lagi bibir portio, segmen bawah rahim, serviks dan vagina telah merupakan satu saluran.
Faktor-faktor yang menyebabkan pembukaan serviks ialah :
1. Otot-otot serviks menarik pada pinggir ostium dan membesarkanya.
2. Waktu berkontraksi segmen bawah rahim dan serviks diregang oleh isi rahim terutama oleh air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada serviks.
3. Waktu kontraksi, bagian dari selaput yang terdapat di atas canalis cervicalis ialah yang disebut ketuban, menonjol ke dalam canalis cervicalis, dan membukanya.
2.2  Perubahan Fisiologis Uterus dalam Persalinan

Selama memasuki fase aktif, uterus berubah menjadi dua bagian yang berbeda. Yaitu Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR). Segmen atas yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal ketika persalinan maju, dibentuk oleh corpus uteri. Dan segmen bawah analog dengan istmus uterus yang melebar dan menipis. Segmen bawah secara bertahap terbentuk ketika umur kehamilan tua dan kemudian menipis sekali pada saat proses persalinan.

Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan karena diregang.

Jadi secara singkat segmen atas berkontraksi, menjadi tebal dan mendorong anak keluar, sedangkan segmen bawah dan cerviks mengadakan relaksasi dan dilatasi dan menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui bayi.



Gambar perubahan bentuk uterus
      
Dengan palpasi abdomen kedua segmen dapat dibedakan ketika terjadi kontraksi, sekalipun selaput ketuban belum pecah. Segmen atas uterus cukup kencang atau keras, sedangkan konsistensi segmen bawah uterus jauh kurang kencang.

Seandainya seluruh dinding otot uterus, termasuk segmen bawah uterus dan serviks, berkontraksi secara bersamaan dan dengan intensitas yang sama, gaya dorong bersih akan jelas menurun. Di sinilah letak pentingnya pembagian uterus menjadi segmen atas yang aktif berkontraksi, mengalami retraksi, dan mendorong janin keluar, sebagai respons terhadap gaya dorong kontraksi segmen atas, segmen bawah uterus dan serviks yang semakin lunak berdilatasi dan dengan cara demikian membentuk suatu saluran muscular dan fibromuskular yang menipis keluar sehingga janin dapat menonjol keluar.

Bagian segmen atas uterus, berkontraksi ke bawah ketika isinya berkurang, tetapi tegangan miometrium tetap konstan dan tidak berelaksasi sampai kembali ke panjang aslinya setelah kontraksi. Efek akhirnya adalah mengencangkan yang kendur, dengan mempertahankan kondisi menguntungkan yang diperoleh dari ekspulsi janin, dan mempertahankan otot uterus tetap menempel erat pada isi uterus. Sebagai konsekuensi retraksi, setiap kontraksi yang berikutnya mulai ditempat yang ditinggalkan oleh kontraksi sebelumnya, sehingga bagian atas rongga uterus menjadi sedikit lebih kecil pada setiap kontraksi, segmen atas uterus yang aktif menjadi semakin menebal di sepanjang kala pertama dan kedua persalinan dan menjadi tebal sekali tepat setelah pelahiran janin.


Gambar Segmen Atas Rahim dan Segmen Bawah Rahim

Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah makin tipis, maka batas antara segmen atas dan segmen bawah menjadi jelas. Batas ini disebut : “Lingkaran Retraksi yang Fisiologis”.
Kalau segmen bawah sangat diregang maka lingkaran retraksi lebih jelas lagi dan naik mendekati pusat dan disebut : “Lingkaran Retraksi yang Patologis” atau “Lingkaran Bandl

2.3  Perubahan Fisiologis Sistem Kardiovaskuler dalam Persalinan

Pada saat persalinan kala 1 curah jantung meningkat 20 %  dan lebih besar pada kala II, 50% paling umum terjadi saat kontraksi disebabkan adanya usaha ekspulsip (Ban-zion,1994). Perubahan kerja jantung dalam persalinan disebabkan karena his persalinan usaha ekspulsip, pelepasan plasenta yang menyebabkan terhentinya peredaran darah dari plasenta dan kembali kepada peredaran darah umum (1998).
Perubahan selama kontraksi yang ditandai dengan increnetr, decremen merefleksikan peningkatan metabolisme yang terjadi selama persalinan (Varney, 1997). Peningkatan metabolismenya ini dikarenakan kecemasan dan aktifitas otot skelet. Peningkatan aktifitas direpleksikan dengan peningkatan suhu tubuh, denyut jantubf, respirasi cardiac output dan kehilangan cairan. Kompensasinya adalah tekanan darah meningkat 10-20 mmhg dan peningkatan nadi. Setelah kontraksi sistol kembali ke level semula.





BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
        Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dari rahim ibu melalui jalan lahir atau dengan jalan lain, yang kemudian janin dapat hidup di dunia luar. Persalinan yang bersih dan aman merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah terjadinya komplikasi terutama pada perdarahan pascapersalinan, hipotermi, dan asfiksia bayi baru lahir. Persalinan yang bersih dan aman ini sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Hal ini dikarenakan sebagian besar persalinan di Indonesia masih terjadi di tingkat pelayanan kesehatan primer dan penguasaan keterampilan serta pengetahuan petugas kesehatan di fasilitas pelayanan tersebut masih belum memadai.
3.2 Saran
            Diharapkan mahasiswa mampu mempelajari pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Dapat memahami perubahan yang terjadi pada proses persalinan.





DAFTAR PUSTAKA