Makalah Perubahan Fisiologi Dalam Persalinan

Senin, 20 Oktober 2014



             BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dari rahim ibu melalui jalan lahir atau dengan jalan lain, yang kemudian janin dapat hidup di dunia luar. Persalinan normal (WHO) adalah dimulai secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik. Tingginya kasus kematian dan kesakitan ibu di banyak negara berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut dapat dicegah upaya pencegahan yang efektif.
Persalinan yang bersih dan aman merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah terjadinya komplikasi terutama pada perdarahan pascapersalinan, hipotermi, dan asfiksia bayi baru lahir. Persalinan yang bersih dan aman ini sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Hal ini dikarenakan sebagian besar persalinan di Indonesia masih terjadi di tingkat pelayanan kesehatan primer dan penguasaan keterampilan serta pengetahuan petugas kesehatan di fasilitas pelayanan tersebut masih belum memadai.

1.2     Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimana fisiologi uterus dalam persalinan ?
1.2.2        Bagaimana fisiologi cervix dalam persalinan ?
1.2.3        Bagaimana fisiologi sistem kardiovaskular dalam persalinan ?

1.3     Tujuan
1.3.1        Agar mahasiswa dapat mengetahui fisiologi uterus dalam persalinan
1.3.2        Agar mahasiswa dapat mengetahui fisiologi cervix dalam persalinan
1.3.3        Agar mahasiswa dapat mengetahui fisiologi sistem kardiovaskular dalam persalinan

       BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Fisiologi cervix dalam Persalinan

Agar bayi dapat keluar dari rahim, maka perlu terjadi pembukaan dari serviks. Pembukaan serviks ini biasanya didahului oleh pendataran dari serviks.

2.1.1        Pendataran pada cervix

Yang dimaksud dengan pendataran serviks adalah pemendekan dari kanalis servikalis, yang semula berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis. Bagi pemeriksa, pendataran terutama terlihat pada portio yang makin pendek dan akhirnya rata dengan majunya persalinan.
Pendataran dari serviks ini terjadi dari atas ke bawah, mula-mula bagian serviks di daerah ostium internum ditarik ke atas dan menjadi lanjutan dari segmen bawah rahim, sedangkan ostium externum sementara tidak berubah.
Sebetulnya pendataran serviks sudah mulai dalam kehamilan dan serviks yang pendek (lebih dari setengahnya telah merata) merupakan tanda dari serviks yang matang.

2.1.2        Pembukaan dari serviks

Pembukaan serviks ialah pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa milliliter menjadi lubang yang dapat dilalui bayi, kira-kia 10 meter diameternya
Pada pembukaan lengkap tidak teraba lagi bibir portio, segmen bawah rahim, serviks dan vagina telah merupakan satu saluran.
Faktor-faktor yang menyebabkan pembukaan serviks ialah :
1. Otot-otot serviks menarik pada pinggir ostium dan membesarkanya.
2. Waktu berkontraksi segmen bawah rahim dan serviks diregang oleh isi rahim terutama oleh air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada serviks.
3. Waktu kontraksi, bagian dari selaput yang terdapat di atas canalis cervicalis ialah yang disebut ketuban, menonjol ke dalam canalis cervicalis, dan membukanya.
2.2  Perubahan Fisiologis Uterus dalam Persalinan

Selama memasuki fase aktif, uterus berubah menjadi dua bagian yang berbeda. Yaitu Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR). Segmen atas yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal ketika persalinan maju, dibentuk oleh corpus uteri. Dan segmen bawah analog dengan istmus uterus yang melebar dan menipis. Segmen bawah secara bertahap terbentuk ketika umur kehamilan tua dan kemudian menipis sekali pada saat proses persalinan.

Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan karena diregang.

Jadi secara singkat segmen atas berkontraksi, menjadi tebal dan mendorong anak keluar, sedangkan segmen bawah dan cerviks mengadakan relaksasi dan dilatasi dan menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui bayi.



Gambar perubahan bentuk uterus
      
Dengan palpasi abdomen kedua segmen dapat dibedakan ketika terjadi kontraksi, sekalipun selaput ketuban belum pecah. Segmen atas uterus cukup kencang atau keras, sedangkan konsistensi segmen bawah uterus jauh kurang kencang.

Seandainya seluruh dinding otot uterus, termasuk segmen bawah uterus dan serviks, berkontraksi secara bersamaan dan dengan intensitas yang sama, gaya dorong bersih akan jelas menurun. Di sinilah letak pentingnya pembagian uterus menjadi segmen atas yang aktif berkontraksi, mengalami retraksi, dan mendorong janin keluar, sebagai respons terhadap gaya dorong kontraksi segmen atas, segmen bawah uterus dan serviks yang semakin lunak berdilatasi dan dengan cara demikian membentuk suatu saluran muscular dan fibromuskular yang menipis keluar sehingga janin dapat menonjol keluar.

Bagian segmen atas uterus, berkontraksi ke bawah ketika isinya berkurang, tetapi tegangan miometrium tetap konstan dan tidak berelaksasi sampai kembali ke panjang aslinya setelah kontraksi. Efek akhirnya adalah mengencangkan yang kendur, dengan mempertahankan kondisi menguntungkan yang diperoleh dari ekspulsi janin, dan mempertahankan otot uterus tetap menempel erat pada isi uterus. Sebagai konsekuensi retraksi, setiap kontraksi yang berikutnya mulai ditempat yang ditinggalkan oleh kontraksi sebelumnya, sehingga bagian atas rongga uterus menjadi sedikit lebih kecil pada setiap kontraksi, segmen atas uterus yang aktif menjadi semakin menebal di sepanjang kala pertama dan kedua persalinan dan menjadi tebal sekali tepat setelah pelahiran janin.


Gambar Segmen Atas Rahim dan Segmen Bawah Rahim

Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah makin tipis, maka batas antara segmen atas dan segmen bawah menjadi jelas. Batas ini disebut : “Lingkaran Retraksi yang Fisiologis”.
Kalau segmen bawah sangat diregang maka lingkaran retraksi lebih jelas lagi dan naik mendekati pusat dan disebut : “Lingkaran Retraksi yang Patologis” atau “Lingkaran Bandl

2.3  Perubahan Fisiologis Sistem Kardiovaskuler dalam Persalinan

Pada saat persalinan kala 1 curah jantung meningkat 20 %  dan lebih besar pada kala II, 50% paling umum terjadi saat kontraksi disebabkan adanya usaha ekspulsip (Ban-zion,1994). Perubahan kerja jantung dalam persalinan disebabkan karena his persalinan usaha ekspulsip, pelepasan plasenta yang menyebabkan terhentinya peredaran darah dari plasenta dan kembali kepada peredaran darah umum (1998).
Perubahan selama kontraksi yang ditandai dengan increnetr, decremen merefleksikan peningkatan metabolisme yang terjadi selama persalinan (Varney, 1997). Peningkatan metabolismenya ini dikarenakan kecemasan dan aktifitas otot skelet. Peningkatan aktifitas direpleksikan dengan peningkatan suhu tubuh, denyut jantubf, respirasi cardiac output dan kehilangan cairan. Kompensasinya adalah tekanan darah meningkat 10-20 mmhg dan peningkatan nadi. Setelah kontraksi sistol kembali ke level semula.





BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
        Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dari rahim ibu melalui jalan lahir atau dengan jalan lain, yang kemudian janin dapat hidup di dunia luar. Persalinan yang bersih dan aman merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah terjadinya komplikasi terutama pada perdarahan pascapersalinan, hipotermi, dan asfiksia bayi baru lahir. Persalinan yang bersih dan aman ini sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Hal ini dikarenakan sebagian besar persalinan di Indonesia masih terjadi di tingkat pelayanan kesehatan primer dan penguasaan keterampilan serta pengetahuan petugas kesehatan di fasilitas pelayanan tersebut masih belum memadai.
3.2 Saran
            Diharapkan mahasiswa mampu mempelajari pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Dapat memahami perubahan yang terjadi pada proses persalinan.





DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

Posting Komentar